ANALISIS DESAIN ULANG PELAT LANTAI DENGAN METODE FLAT SLAB (Studi Kasus: Gedung Puskesmas Jatilawang, Kecamatan Jatilawang)
DOI:
https://doi.org/10.30595/civeng.v3i2.12930Abstract
Menurut SNI 2847:2013, ada jenis pelat lantai yang langsung didukung oleh kolom dengan atau tanpa penebalan pelat di atas kolom (drop panel) yang dikenal dengan plat cendawan (flat slab). Struktur flat slab merupakan konstruksi plat beton bertulang tanpa balok, dengan dilakukan penebalan di sekitar kolom yang disebut droppanel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa dimensi struktur plat lantai dengan metode flat slab berdasarkan perencanaan yang berlaku di Indonesia yaitu, SNI 2847:2013, PPURG 1987 dan SNI 03-1726-2012 dan apakah metode tersebut aman dilakukan dalam menahan lendutan dan gaya geser pada perencanaan plat lantai di gedung Puskesmas PONED Jatilawang. Metode yang digunakan untuk menghitung perencanaan flat slab adalah metode kuantitatif. Hasil analisis perhitungan premilinary desain yaitu ketebalan flat slab pelat lantai 1 adalah 150 mm, pelat lantai atap adalah 100 mm dan droppanel adalah 100 mm. Hasil kontrol desain berupa lendutan pada pelat lantai 1,649 cm dan pelat lantai atap 1,08 cm, pelat dapat menahan gaya geser dan tidak membutuhkan tulangan geser.
References
[1] Burhanudin, D., et.al, “Desain Modifikasi Gedung Fave Hotel Cilacap Menggunakan Metode Flat Slab”. Jurnal Teknik ITS, 7(2), 2301–9271. 2018.
[2] Badan Standardisasi Nasional, “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung,” 2013.
[3] Badan Standardisasi Nasional, “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung,” 2012.
[4] Ecclesia, V, et.al, “Perencanaan Bangunan Bertingkat Banyak Menggunakan Sistem Flat Slab Dengan Drop Panel”. Jurnal Sipil Statik, 7(12), 1703–1710, 2019.
Downloads
Published
Issue
Section
License

CIVeng : Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.