KAJIAN PRODUKSI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT DI KABUPATEN BANYUMAS
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi dari budidaya jamur tiram putih pada ketinggian tempat yang berbeda. Metode penelitian adalah eksperiment. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah 25 lokasi budidaya jamur yang ada di Kabupaten Banyumas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 2 lokasi budidaya jamur tiram putih pada ketinggian yang berbeda (Desa Pajerukan dan Desa Karangrau) menjadi sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji T dua fihak (Two Tail Test) dengan membedakan ketinggian tempat budidaya jamur tiram putih. Hasil penelitan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan produksi jamur tiram putih yang signifikan berdasarkan ketinggian tempat yang berbeda. Produksi di Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor dengan ketinggian 127 meter dari permukaan laut (dpl) dalam satu siklus produksi (23 hari) dapat memproduksi 15,86 kg dan di Desa Karangrau Kecamatan Banyumas dengan ketinggian 495 meter dari permukaan laut (dpl) dalam satu siklus produksi (23 hari) dapat memproduksi 18,23 kg. Kata Kunci : Iklim Mikro (Suhu dan Kelembaban), Ketinggian Tempat, Produksi Jamur Tiram Putih.References
Alex, M.S. 2011. Untung Besar Budidaya aneka Jamur dengan modal sedikit dan lahan sempit. Penebar Baru Press, Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta.
Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Arikunto,S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukandar. 2005. Pengaruh Kosentrasi Urea Dan Sistem Pengendalian Kelembaban Udara Terhadap Kuantitas dan Kualitas Hasil Jamur Tiram Putih .(Plouroteus Astreatus). Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Downloads
Issue
Section
GEO EDUKASI