PENGUKURAN KUALITAS PERMUKIMAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SRAGEN: UPAYA AWAL UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM STRATEGI PENGURANGAN RESIKO PENYAKIT
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas kawasan permukiman dan kesehatan masyarakat di Kecamatan Sragen dan merancang skenario untuk meningkatkan kapasitas penduduk dalam mengurangi resiko penyakit. Penelitian ini menggunakan beberapa parameter yang dikumpulkan dengan interpretasi citra resolusi tinggi. Semua parameter dianalisis dengan GIS menggunakan metode pembobotan untuk mengukur kualitas pemukiman. Setelah itu, analisis statistik digunakan untuk menyediakan hubungan antara kualitas pemukiman dan kesehatan masyarakat. Berdasarkan analisis korelasi, ada hubungan yang signifikan antara kualitas pemukiman dan kesehatan masyarakat. Kualitas termiskin pemukiman terletak di Karangtengah. Di daerah, terdapat 2,10 penyakit dalam setiap 100 orang. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas permukiman dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit. Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kualitas permukiman adalah isu penting dalam kasus ini. Ada tingkat kapasitas yang berbeda dari masyarakat karena perbedaan kondisi sosial ekonomi terutama untuk tempat tinggal perkotaan dan pedesaan. Kata-kata kunci: Penginderaan Jauh, Kualitas Settlement, Kapasitas, Pengurangan Risiko Penyakit dan Kesehatan Masyarakat.References
Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Sragen Dalam Angka 2010/2011. Data Statistik. Kabupaten Sragen: Sragen.
Bintarto. 1977. Interpretasi Foto Udara dan Study Kekotaan. Fakultas Geografi, UGM : Yogyakarta.
Bintarto. 1984. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahanya. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta Timur.
Budihardjo, Eko. 1984. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Penerbit alumni: Bandung.
Budi, Waluyo. 2009. Perubahan Orientasi Penggunaan Rumah Di Kelurahan Ngringi Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Geografi. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Danoedoro, Projo. 1999. Pedoman Praktikum Penginderaan jauh Dasar. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.
Faisal, Y., Nurdin, N. and Sadly, M. (2008). The Development and Implementation of Rule Based Expert Systems with GIS based on Remote Sensing Data for Fishing Ground Prediction Models: Alternative approaches and methods. PIT MAPIN XVII, Bandung 10-12-2008.
Hartono (2010). Penginderaan jauh dan sistem informasi geografi serta aplikasinya di bidang pendidikan dan pembangunan. Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi Serta Aplikasinya Di Bidang Pendidikan dan Pembangunan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Kerle, N., Jenssen, L. L. F., and Hurneman, G. C. (eds) (2004) Principles of Remote Sensing – ITC Educational Textbook Series. The Netherland: ITC.
Liew,S.C. (1997) Principles Of Remote Sensing. Available: www.crisp.nus.edu.sg. Accessed: 04 October 2010.
Lillesand, T. M., Kiefer, R. W., Chipman, J. (2008) Remote sensing and Image Interpretation. 6th. NY: John Wiley and Sons.
Roswiniartia, O., Solichin dan Suwarsono (2008) Potensi pemanfaatan data SPOT untuk estimasi cadangan dan emisi karbon di hutan rawa gambut Merang, Sumatera Selatan. PIT MAPIN XVII, Bandung 10-12-2008
Sitanggang, G., and Harini, S. (2008) Klasikasi Penutup Lahan/Tanaman Pertanian Sawah Menggunakan Data Optik ALOS (AVNIR-2 DAN PRISM). PIT MAPIN XVII, Bandung 10-12-2008
UPTD Puskesmas Kecamatan Sragen. 2011. Buku Laporan kesehatan Tahunan 2010. Kabupaten Sragen
Wang, K. et al (2009) Progress in Physical Geography, Vol 33, No 6, pp. 747–768
Wicaksono, P. (2008) Perbandingan Kemampuan Citra ASTER dan Landsat 7 ETM+ Dalam Pemetaan ondisi Kesehatan Terumbu Karang di Pulau Menjangan Besar dan Menjangan Kecil, Kepulauan Karimun Jawa. PIT MAPIN XVII, Bandung 10-12-2008
www. Sragen Kab. go.id