GOWOKAN, PERSIAPAN PERNIKAHAN LAKI-LAKI BANYUMAS (Perspektif Etic dan Emic pada Kesejajaran dengan Praktek Prostitusi)

Authors

  • Dyah Siti Septiningsih Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.30595/psychoidea.v8i2.230

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan sebuah tradisi gowokan, yaitu interaksi terutama dalam hal hubungan seksual antara seorang “pelatih” yang disebut gowok dengan remaja laki-laki yang akan menikah. Untuk mendiskusikan gowokan ini, penulis menggunakan perspeksif etic yaitu sebuah kajian yang berbasis subjektivitas penulis, dan perspeksif emic yaitu sebuah kajian yang berbasis subjektivitas pelaku tradisi. Kajian etic dibahas berdasarkan teori-teori tentang prostitusi dan pertentangan antara penganjur dan penentang seks bebas. Kajian emic dibahas berdasarkan novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Thohari. Hasil diskusi penulis: pada perspektif etic, gowokan dapat disejajarkan dengan praktek prostitusi sebab telah memenuhi unsur-unsurnya, yaitu ada transaksi harga berupa kesepakatan antara orangtua calon pengantin dengan gowok, ada penjual jasa yaitu gowok, ada pengguna jasa yaitu laki-laki yang akan memasuki pernikahan, ada hubungan seks berupa “pelatihan” sampai mahir, dan adanya spirit yang mendukung pada penentang seks bebas. Pada perspektif emic, gowokan ditempatkan pada posisi karena bersifat solutif bagi calon pengantin laki-laki yang harus memerankan tugas suami dengan sempurna. Hal itu berkaitan dengan budaya masyarakat yang permisif serta adanya spirit yang mendukung pada penganjur seks bebas. Kata Kunci : Gowokan, Perspeksif emic, Kajian etic

References

Badudu & Zein. (2001). Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Boeree, GC. (2004). Personality Theories. Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Jogjakarta: Prismashopie

Faturochman. (1992). Sikap dan Perilaku Seksual Remaja di Bali. Jurnal Psikologi 1. 12-17.

Hurlock, E.B. (1993). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

James K, M & Benjamin RK. (2004). Positive Expectations in the Early Years of Marriage: Should Couples Expect the Best or Brace for the Worst? Journal of Personality and Social Psychology. 86. 5. 729–743

Kartini, K. (1981). Pathologi Sosial. Jakarta: CV Rajawali.

Koentjoro. (2004). On the Spot : Tutur Dari Sarang Pelacur. Yogyakarta: Tinta

Panuju, R. (1994). Ilmu Budaya Dasar dan Kebudayaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Roqieb, M. (2007). Seks Bebas dalam Cermin Budaya Jawa: Pandangan Kearifan Lokal terhadap Perilaku Free Sex. Jurnal Ibda`.5. 1. 106-127

Santosa, I.B. 2001. Kisah Polah Tingkah: Potret Gaya Hidup Transformatif. Yogyakarta: Penerbit LKIS

Supraktiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi; Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.

Suryoputro, A & Ford, NJ & Shaluhiyah, Z. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Jurnal Makara, Kesehatan, 10.1. 29-40.

Thohari, A. (1982). Ronggeng Dukuh Paruk: Catatan Buat Emak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diakses pada tanggal 27 Mei 2007 dari http://books.google.co.id/books?id=6lZwh_jraZUC&pg=PA3&dq=ronggeng+dukuh+paruk&hl=en&source=gbs_selected_pages&cad=4#v=onepage&q&f=false.

Downloads

Published

2010-07-01

Issue

Section

PSYCHOIDEA