Pengaruh Keteraturan Berobat Terhadap Konversi Dahak Pasien TB Paru Setelah Pengobatan Strategi DOTS Di RSU Siaga Medika Banyumas
DOI:
https://doi.org/10.30595/sainteks.v12i2.1487Abstract
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, penyakit menular ini masih menjadi masalah di dunia. Di Indonesia, TB Paru menjadi salah satu masalah utama kesehatan masyarakat dan sampai saat ini belum dapat ditangani walaupun sudah dilakukan upaya penanggulangan melalui program TB oleh pemerintah. World Health Organization (WHO) telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly observed Treatment Short-course) yang sangat efektif untuk menanggulangi penyakit TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteraturan berobat terhadap konversi dahak pasien TB paru setelah pengobatan strategi DOTS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RSU Siaga Medika Banyumas Sampel 80 orang dipilih secara purposive sampling. Variabel bebas yang diteliti adalah keteraturan berobat sedangkan variabel terikatnya berupa konversi dahak. Variabel-variabel penelitian diukur dengan menggunakan sebuah kuesioner dan Kartu TB 01. Data dianalisis dengan teknik analisis Chi Square. Dari hasil analisis didapatkan harga X² hitung sebesar 8,297 sedangkan X² tabel pada α=0,05 dan df=1 adalah 3,8471 sehingga harga X² hitung >harga X² tabel, maka hipotesis diterima. Penderita TB paru yang teratur berobat 4,92 kali lebih besar mengalami konversi dahak daripada penderita yang tidak teratur berobat dan secara statistik pengaruh tersebut signifikan (OR=4,92 , p=0,004), sehingga dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa keteraturan berobat berpengaruh terhadap konversi dahak penderita TB Paru.References
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Gejala penyakit dan glossary gejala.. Buku Pedoman Bagi Pewawancara Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2001
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. 2nd ed. Jakarta: Depkes RI. 2007
WHO. The Five Elemen of DOTS. 2006. http: // www.who.int diunduh tanggal 29 April 2015
WHO. Tuberkulosis Kedaruratan Global. 2004. http:// www.tbcindonesia.or.id. diunduh tanggal 29 April 2015
WHO. Tuberkulosis Kedaruratan Global. 2006. http:// www.tbcindonesia.or.id. Diunduh 29 Januari 2015.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penerapan DOT di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. .2007. p:4
PDPI. Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Tuberkulosis Di Indonesia. 2006 Available URL:http://www.klikpdpi.com. diunduh tanggal 27 maret 2015
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 2nd ed. Jakarta: Depkes RI. 2006. pp:5-6
Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga. 2008
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI. 2000. pp: 14-27-42
Rasmin M et al. Profil Penderita Tuberkulosis Paru Di Poli Paru RS Persahabatan Januari – Juli 2005. In: Jurnal Respirologi Indonesia . 2007.vol. 27 No.1.
Senewe F.L. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Depok. In: Buletin Penelitian Kesehatan vol.30 No.1. Jakarta. 2002. Pp:32-39.
Jawetz, Melnick, Adfcerg. Mikrobiologi Kedokteran. 2nd ed. Jakarta: Erlangga. 2008. Pp:325
Sulianti.. Tuberkulosis. 2007. http: // www.infeksi.com. Di unduh tanggal 29 April 2015
Bahar, Asrii. Tuberculosis Paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 2001. pp: 821-822.
Somantri, Irman. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. 2008
Ainur. Kejadian Putus Berobat Penderita Tuberkulosis Paru dengan Pendekatan DOTS. 2008. http:// www Libang.depkes.go.id diunduh 12 Maret 2015
Hood Alsagaff, H. Abdul Mukty. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. 5nd ed. Surabaya: Airlangga Uneversity Press. 2008. p: 73
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI. 2002
World Health Organization. International statistical classification of diseases and related health problem tenth revision; 1992 (1). Geneva: WHO.1991.
Arief. TQ Mochammad. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Surakarta, CSGF (The Community of Self Help Group Forum). 2003.
Taufan. 2008. Pengobatan Tuberkulosis Masih Menjadi Masalah. http:// www.gizi.net diunduh tanggal 12 Februari 2015
Mukhsin K. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KeteraturanMinum Obat pada Penderita TBC Paru yang Mengalami Konversi di Kota Jambi. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Thesis. 2006.
Toman K. Tuberculosis Case Finding and Chemoteraphy. Ganeva. World Health Organization. 1979.
Arifin G. Faktor Resiko yang Berperan Terhadap Kejadian Konversi Dahak Setelah Fase Awal dan Putus Berobat (DO) Penderita Tuberculosis Paru. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Thesis. 1999.
Yun Amril. Keberhasilan Directly Observed Therapy (DOT) pada Pengobatan TB Paru Kasus Baru di BP4 Surakarta. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Tesis. 2002.
WHO. The Five Elemen of DOTS. 2006. http: // www.who.int diunduh tanggal 29 Januari 2015.
Susanto. Efektivitas Pengawas Menelan Obat Pada Konversi Dahak Penderita Tuberkulosis Paru, Kajian antara Petugas Kesehatan dan Tokoh Masyarakat di Pekalongan. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Thesis. 2000.
Joniyansah. Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Paru. 2009. http://syopian.net diunduh tanggal 21 Maret 2015
Crofton J, Horne N, Miller F. Tuberkulosis Klinik. Edisi II. Jakart: Widya Medika. 2002. p : 9-10-102.
Bakti Husada. Lamanya Pengobatan TB Paru. 2007. http://www.bbkpm-bandung.org diunduh tanggal 21 April 2015
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)