Kesesuaian Pemeriksaan Spirometri Dan Foto Thorax Posteroanterior Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis Berdasarkan Analisis kesepakatan Kappa Cohen Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Authors

  • Soegimin Adi Soewarno PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
  • Yunia Annisa PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

DOI:

https://doi.org/10.30595/sainteks.v13i1.1494

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit pada saluran pernapasan yang menyebabkan gangguan aliran udara di paru dan menyebabkan keadaan hipoksia pada jaringan tubuh.PPOK merupakan penyakit ketiga penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia serta menyebabkan kesakitan yang bersifat seumur hidup pada penderitanya.Penyakit ini merupakan penyakit paru kronik bersifat irreversibel atau reversibel parsial yang banyak diderita oleh masyarakat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 600 juta orang menderita PPOK di seluruh dunia. Dan ini diperkirakan akan terus meningkat. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 4,8 juta (5,6%) penderita Prevalensi lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dan meningkat dengan bertambahnya usia. PPOK lebih sering pada yang masih aktif merokok danbekas perokok dan meningkat dengan banyak jumlah rokok yang dikonsumsi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kesesuaian pemeriksaan spirometri dan foto thorax postero anterior pada pasien penyakit paru obstruksi kronis. Penelitian ini telah dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada bulan Januari–Februari 2015. Jenis penelitiannya bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 50 pasien dipilih dengan teknik fixed disease sampling. Instrumen penelitian berupa alat pemeriksaan spirometri dan foto thorax PA. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan koefisien kesepakatan Kappa Cohen dan chi kuadrat melalui program SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien kesepakatan Kappa Cohen = 0.27 dan nilai p = 0.143. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat kesesuaian yang rendah antara pemeriksaan spirometri dan foto thorax PA pada penderita PPOK dan secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan.Pemeriksa disarankan untuk meningkatkan ketelitian intra pengamat dalam membaca foto thorax PA untuk mendapatkan sebuah diagnosis yang lebih akurat. Kata kunci: spirometri-foto thorax PA-PPOK

References

Snider, G.L. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. In: Beers et al, ed. The Merck Manual of Medical Information. 2nd Home Edition. United States:Merck& Co; 2003. p. 253-57

GOLD. Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2003. Available from: http://www.goldcopd.org. diuduh 7 April 2015

WHO. 2010. COPD : Diagnosis and Classification of severity, Available at URL : http://www.who.int diunduh pada tanggal 28 Juanuari 2015

GOLD. Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2009 Available from: http://www.goldcopd.org. diuduh 7 April 2015

Vestbo J, Hurd S, Agusti A, Jones P, Vogelmeier C, Anzueto A, et al. Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease: GOLD executive summary. Am J Respir Crit Care Med. 2014;187(4):347 - 65.

Kamangar, N. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2010 Available from: http://emedicine.medscape.com diunduh 3 Maret 2015

Feni Fitriani, Affyarsyah Abidin, Faisal Yunus, Wiwien Heru Wiyono, dan Budhi Antariksa. Penyakit paru obstruktif kronik sebagai penyakit sistemik. Jurnal Respirologi Indonesia, . 2009. p.2(26): 20-21.

National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI),.Expert Panel Report 3: Guidelines for the Diagnosis and Management of Asthma. U.S. Department of Health and Human Services. 2007.Available from: http://www.nhlbi.nih.gov Diunduh 31 Maret 2015

COPD International,COPD Statical Information. 2008. Available from: http://www.copdinternational.com diunduh 5 Februari 2015

Suradi,2,2 juta orang meninggal akibat PPOK. 2007. http://www.antara.co.id. diunduh tanggal 3 Januari 2015

American Academy of Family Physicians. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). 2008. http://familydoctor.org diunduh tanggal 3 Januari 2015.

Price S.A., Wilson L.M. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006. hal: 756; 787.

Hueston W.J. 20 common problems in respiratory disorders. Edisi 1. Boston: Mc Graw Hill Co, 2002. hal: 295-311

Rasad S. Radiologi diagnostik. Edisi 2. Jakarta: Gaya Baru, 2006. hal: 85-86.

Davey, K.J.Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Ketiga, Terjemahan Anarullah, dkk, UI-Press, Jakarta. 2003

Suzanne, C. Smeltzer. Keperawatan medikal bedah, edisi 8. Jakarta : EGC.2001.

Sylvia Anderson, Price.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Ed.6. Jakarta: EGC. 2005

Surjanto E., Reviono, Nugroho H. New insight of COPD. Temu ilmiah respirologi 2003, 2003. hal: 117-131.

Alsagaff H. COPD overview. Pendidikan kedokteran berkelanjutan VII ilmu penyakit paru naskah lengkap chronic obstructive pulmonary disease. Surabaya, 9 Oktober 2004.2004. hal: 1-6.

PDPI Solo. Pemeriksaan faal paru Workshop asma. Surakarta, 12 April 2003, 2003. hal: 4-6.

Guyton A.C., Hall J.H. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC, 1997. hal: 603.

Sutton D.Buku ajar radiologi untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Hipokrates, 1995. hal: 108-110

Hansel T., Barnes P.J. An atlas of chronic obstructive pulmonary disease. London: The Parthenon Publishing Group, 2004. hal : 1-116

GOLD. Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease. 2006. http://www.who.int 17 Januari 2015.

Downloads

Published

2017-06-03