Studi Komparatif Kejadian Celah Orofasial Menurut Tingkat Konsumsi Suplemen Asam Folat

Authors

  • Tri Kunjana <p style="text-align: left;" align="center">Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Purwokerto</p>
  • Agus Zuliyanto <p style="text-align: left;" align="center">Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Purwokerto</p>

DOI:

https://doi.org/10.30595/sainteks.v14i2.4264

Abstract

Celah orofasial merupakan kelainan kongenital yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya celah orofasial adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu dapat berupa defisiensi nutrisi seperti asam folat, vitamin dan zinc, serta paparan zat teratogen saat kehamilan. Asam folat merupakan salah satu zat yang berperan penting dalam terjadinya celah orofasial. Untuk mengetahui perbandingan kejadian celah orofasial menurut tingkat konsumsi suplemen asam folat di wilayah kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif analitik observasional dengan metode case control yang dilengkapi dengan wawancara. Subjek yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kasus terdiri dari 30 orang ibu yang anaknya memiliki kelainan celah orofasial dan kelompok kontrol terdiri dari 32 orang ibu yang anaknya tidak memiliki kelainan celah orofasial. Setiap subjek pada masing-masing kelompok diamati kecukupan konsumsi suplemen asam folat selama kehamilannya dahulu. Konsumsi suplemen asam folat dikatakan cukup apabila subjek mengkonsumsi ≥ 400 mcg/hari. Data yang diamati kemudian dianalisis dengan menggunakan Chi-square. Terdapat perbedaan kejadian celah orofasial yang bermakna menurut tingkat konsumsi suplemen asam folat di wilayah kabupaten Banyumas (p < 0,05).  Konsumsi suplemen asam folat pada trimester pertama kehamilan dapat menurunkan angka kejadian celah orofasial. Selain itu, didapatkan juga odds ratio sebesar 13,154. Artinya, seorang ibu yang mengalami defisiensi asam folat pada trimester pertama maka memiliki risiko 13,154 kali lebih besar untuk mrmiliki anak dengan kelainan celah orofasial. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna kejadian celah orofasial pada anak balita menurut tingkat konsumsi suplemen asam folat pada ibu hamil di wilayah kabupaten Banyumas.

Kata-kata Kunci: Celah orofasial, suplementasi asam folat, defisiensi asam folat, kelainan kongenital, kehamilan

References

Abidin, A. R. .2013. Faktor- faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Kelainan Kongenital Facio-Oral pada Neonatus. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Allam E., Stone C. 2014. “Cleft Lip and Palate: Etiology, Epidemiology, Preventive and Intervention Strategies”. Anat Physiol, 4:150.

Burg, M. L., Chai, Y., Yao, C.A., Magee, W., dan Figueiredo, J. C. 2016. “Epidemiology, Etiology, and Treatment of Isolated Cleft Palate”. Frontiers in Physiology, 7 (67): 1-16.

Carlson L., Hatcher K. W., Vander Burg R. 2013. “Elevated Infant Mortality Rates among Oral Cleft and Isolated Oral Cleft Cases: a Meta-analysis of Studies from 1943 to 2010”. Cleft Palate Craniofac. J., 50: 2–12.

Irawan, H., Kartika. 2014. Teknik Operasi Labioskizis. Cermin Dunia Kedokteran, 1 (1): 32 – 6.

Istiyana, D. T., Hartoyo, E., dan Sukmana, B. I. 2016. Hubungan antara Ibu Penderita Pre-Gestasional Diabetes Mellitus dengan Resiko Kelahiran Bayi Cleft Lip and Palate (Studi Kasus Kontrol di RSUD Tarakan, Kalimantan Timur), Dentio Jurnal Kedokteran Gigi: 1 (1).

Johansah, M. 2001. Teknik pembedahan celah bibir dan langit langit. Jakarta: Sagung Seto

Kelly, D., O’Dowd, T., dan Reulbach, U. 2012. “Use of Folic Acid Supplements and Risk of Cleft Lip and Palate in Infants”. British Journal of General Practice: 466 – 72.

Kembaren, L. 2012. Penderita bibir sumbing tambah 7500 per tahun. Jurnal Nasional hal. 11.

Laren, D. S., Burman, D., Belton, N. R., William, A. D. 1991. Textbook of pediatric nutrition. Edisi ke-3. London: WB Saunders, 416-8.

Little, J., Glimour, M., Mossey, P. A., FitzPatrick, D., Cardy, A., Clayton-sSmith, J. et al. 2008. “Folate and Clefts of the Lip and Palate— a U.K.-Based Case-Control Study: Part I: Dietary and Supplemental Folate”. Cleft Palate – Craniofacial Journal, 45 (4): 420 – 27.

Prabhu, S., Krishnapillai, R., Jose, M., Prabhu, V. 2012. “Etiopathogenesis of orofacial clefting revisited”. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology : JOMFP 16 (2):228-32.

Pradono, J., Sulistyowati, N. 2013. “Hubungan antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat dengan Status Kesehatan Studi Korelasi pada Penduduk Umur 10–24 Tahun di Jakarta Pusat (Correlation between Education Level, Knowledge of Environmental Health, Healthy Behavior with Health Status) Correlation Study on People Aged 10–24 in Jakarta Pusat”. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17 (1): 89–95.

Rimbawan. 2008. Kecukupan Nutrisi untuk Persiapan Kehamilan [Presentase] Seminar: “Pentingnya Merencanakan Kehamilan untuk Mendapatkan Buah Hati yang Sehat dan Terhindar dari Cacat Bawaan”. RSIA Bunda Jakarta, 23 Agustus 2008.

Rumbajan, D., Tangkilisan, H. E. 2002. “Defisiensi Asam Folat”. Sari Pediatri, 4 (1): 21 – 5.

Supandi, A., Monoarfa, A., Oley, M.H. 2014. Angka kejadian Sumbing Bibir di RSUP. Dr. R.D. Kandou. Manado periode 2011-2013. Skripsi: Universitas Sam Ratulangi Manado.

Suryandari, A. E. 2017. “Hubungan antara Umur Ibu dengan Klasifikasi Labioschisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”, Indonesia Jurnal Kebidanan, 1 (1): 49 – 56.

WHO. 2012. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant women. Geneva: World Health Organization.

Wilcox, J. A., Lie, T. R., Solvoll, K., Taylor, J., McConnaughey, D. R., Abyholm, F., et al. 2007. “Folic acid supplements and risk of facial clefts: national population based case-control study”. British Medical Journal, 1-6.

Downloads

Published

2019-04-08