KAJIAN PENGENDALIAN LONGSOR SECARA VEGETATIF DI DESA BINANGUN KECAMATAN BANYUMAS
DOI:
https://doi.org/10.30595/techno.v16i2.52Abstract
Bencana alam tanah longsor dapat terjadi karena faktor alam itu sendiri dan faktor pemicu. Faktor alam erat kaitannya dengan kondisi topografi dan kondisi geologi seperti tekstur tanah, sedangkan faktor pemicunya antara lain curah hujan yang tinggi, gempa bumi, dan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan pada lereng. Bencana alam tanah longsor dapat terjadi ketika pemanfaatan lahan pada lereng tidak memperhatikan karakter kawasan dan jenis vegetasi, kekeliruan pengelolaan lingkungan, dan kebijakan pemerintah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tekstur tanah dan jenis vegetasi, serta menganalisis hubungan antara ke duanya di kawasan bencana tanah longsor Desa Binangun Kecamatan Banyumas.Analisis tekstur tanah dilakukan dengan sistem klasifikasi berdasarkan persentase susunan butir. Analisis vegetasi dilakukan dengan menghitung Indeks Nilai Penting (INP). Analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui hubungan antara tekstur tanah dan jenis vegetasi kawasan bencana tanah longsor di Desa Binangun Kecamatan Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur tanah di masing-masing stasiun 1 dan 2 adalah silt loam bertekstur halus, tidak mudah longsor, dan mempunyai kesuburan yang cukup, sehingga jenis vegetasi cukup beragam. Jenis vegetasi yang dominan yaitu Manihot esculenta (INP = 55,74) di Stasiun 1, dan Gnetum gnemon (INP = 52,70) di Stasiun 2. Pemilihan jenis vegetasi pada lereng dengan tekstur tanah di kawasan bencana tanah longsor Desa Binangun Kecamatan Banyumas, di Stasiun 1 tidak mempunyai kesesuaian dengan jenis vegetasi yang dianjurkan, sedangkan Stasiun 2 mempunyai kesesuaian. Stasiun 2 dengan tektur tanah silt loam ditanam dengan vegetasi spesies Gnetum gnemon (melinjo), Pinus mercusii (pinus), Cocos nucifera (kelapa), Durio zibethinus (durian). Kata kunci: longsor, tekstur tanah, vegetasi.References
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyumas. 2010. Buku Laporan Sistem Informasi Profil Daerah Semester I. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banyumas, Purwokerto.
Bupati Banyumas. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No. 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyumas Tahun 2011-2031. Pemerintah Kabupaten Banyumas, Purwokerto.
Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas. 2009. Laporan Akhir Pemetaan Daerah Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas. Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Purwokerto.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Bencana Longsor. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
________¬¬______, 2012. Tanah Longsor dan Erosi Kejadian dan Penanganannya, Gadjah Mada Uinersity Press, Yogyakarta.
Karnawati, D. 2010. Peran Geologi Teknik dan Lingkungan dalam Pengurangan Risiko Bencana Gerakan Tanah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Menteri Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 47/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Keraf, A.S. 2010. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. Kanisius, Yogyakarta.
Kushardono, D. 2003. Melihat Penyebab Longsor Garut Lewat Satelit. Harian KOMPAS, 3 Februari 2003.
Menteri Pertanian Republik Indonesia.2006. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 47/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan. Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta
Rahman, A. 2010. Penggunaan Sistim Informasi Geografis untuk Pemetaan Kerawanan Longsor di Kabupaten Purworejo, Jurnal Bumi Lestari 10(2): 191-199.
Salim, E. 2010. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi. KOMPAS, Jakarta.
Soedarmo, G.D. dan S.J.E. Purnomo. 1993. Mekanika Tanah I. Kanisius, Yogyakarta.
Suranto, J.K. 2008. Kajian Pemanfaatan Lahan pada Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Gunung Lurah, Cilongok, Banyumas, Tesis, Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro, Semarang.
Suryatmojo, H. dan S.A. Soedjoko. 2008. Pemilihan Vegetasi Untuk Pengendalian Longsor Lahan. Jurnal Kebencanaan Indonesia 1: 374-382.
Suryatmojo, H. 2009. Strategy of Vegetatif Selection for Landslide Hazard Reduction, http//mayong.staff.ugm.ac.id/site/wp-content/uploads/2009/02/ strategi-rehabilitasi-lahan-rawan-longsor.pdf, diakses 1 Desember 2011.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.