Pengaruh Jumlah Siklum HEM (High Energy Milling) Pada Karakteristik MFC (Microfibrillated Cellulose) Dari Sekam Padi

Authors

  • Anwar Maruf Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  • Neni Damajanti Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.30595/techno.v21i1.5387

Abstract

MFC merupakan selulosa yang sudah mengalami proses lanjut yaitu refiner
dan homogenizer sehingga ukurannya berskala nanometer (nm). Proses pembuatan
MFC dapat dilakukan secara mekanik, yaitu dengan memanfaatkan refiner, high
pressure homogenizer dan gelombang ultrasonic. Selain dengan metode mekanik,
pembautan MFC juga dapat dilakukan dengan metode enzimatis. MFC dapat
digunakan sebagai komposit pada berbagai bidang seperti industri makanan, cat,
kosmetik dan medis. Pemanfaatan selulosa sekam padi dalam pembuatan MFC belum
banyak dilakukan. Proses penting dalam pembuatan MFC sekam padi adalah proses
delignifikasi untuk menghilangkan lignin dan silika, proses bleaching dan proses
penggilingan. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh konsentrasi hydrogen
peroksida, temperature bleaching dan waktu penggilingan. Optimasi variabel dapat
dilakukan dengan menggunakan Response Surface Metodology (RSM). Hasil
penelitian menunjukkan kondisi optimum untuk proses delignifikasi adalah pada
perbandingan volume/berat sekam sebesar 9, konsentrasi H2O2 1,5% dan pH 11,5.
Variabel yang signifikan terhadap kadar lignin adalah diketahui yang signifikan
terhadap kadar lignin adalah pH (linier), rasio V/w (kuadratik), konsentrasi H2O2
(kuadratik) dan pH (kuadratik). Proses HEM sangat berpengaruh pada karakteristik
MFC. Semakin banyak siklus HEM, maka gugus aktif MFC akan semakin banyak.

Author Biography

Anwar Maruf, Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ScopusID: 57193924146

Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=FS4dmoAAAAAJ&hl=en

 SintaID:  5993638

 

References

Bhattacharya, D., Germinario, L.T., and Winter, W.T., (2008), Isolation, Preparation
and Characterization of Cellulose Microfibers Obtained from Bagasse, Journal
of Carbohydrate Polymers, 73(3), pp. 371– 377.
Effendi, D. B., Rosyid, N. H., Asep Bayu Dani Nandiyanto, A. B. D. dan Mudzakir,
A, (2015), REVIEW: SINTESIS NANOSELULOSA, Jurnal Integrasi Proses,
5(2), 61 - 74
Habibi, Y., Mahrouz, M., and Vignon, M. R., (2009), Microfibrillated Cellulose from
the Peel of Prickly Pear Fruits, Food Chemistry, 115(2), pp. 423–429.
Klemm, D., Krmaer, F., Moritz S., and Dorris A., (2011), Nanocellulose: A new
family of nature based materials. Angewandre Chemie International Edition,
50(24), 5438 - 5466
Silviana dan Rayahu P., (2017), Pembuatan Bioplastik Berbahan Pati Sagu dengan
Penguat Mikrofibril Selulosa Bambu Terdispersi KCl Melalui Proses Sonikasi,
Reaktor, 17 (3), 151-156
Ugheoke, I. B., & Mamat, O. (2012). A critical assessment and new research
directions of rice husk. Maejo International Journal of Science and Technology,
6(3), 430–448

Downloads

Published

2020-04-29