Transformasi Fiqh Mawaris dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.30595/islamadina.v22i1.8942Keywords:
Transformasi, Fiqh Mawāriṡ, Hukum Nasional di Indonesia, KHI, Konsep FiqhAbstract
Terbitnya Kompilasi Hukum Islam sebagai hukum materiil perlu diapresiasi. Hal ini dimaksudkan agar pembumian hukum Islam dapat terlaksana dengan baik. Artikel ini membahas transformasi Fiqh Mawaris menjadi Hukum Nasional di Indonesia. Metode dalam kajian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Temuan dalam kajian ini adalah beberapa pasal dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) khusunya dalam bidang kewarisan dirasa kurang sesuai dengan Fiqh Mawaris yang difahami mayoritas ulama. Di antaranya adalah terkait bagian 1/3 bagi ayah jika tidak meninggalkan anak di mana Alquran dan Sunnah menegaskan hukum aṣābah bagi ayah jika tidak mempunyai anak. Selain itu konsep harta bersama dan wasiat wajibah juga hal yang dianggap belum sesuai dengan konsep fiqh. Permasalahan kekuatan hukum KHI juga menjadi masalah tersendiri yang perlu segera diselesaikan. Karena setelah Amandemen UUD 1945 KHI menjadi lemah dari segi hukum. Indonesia perlu mengkaji perundang-undangan hukum keluarga negara-negara Islam lain terkait hukum kewarisan
References
Abdurrahman. (1992). Kompilasi hukum Islam di Indonesia (Edisi 1.). Akademika Pressindo Jakarta.
Al-Ashqiya, M. H. (2011). Kaya Wajib bagi Orang Islam. Khazanah Zulaiman.
Al-Ghazi, M. S. bin A. bin M. (1996). al-Wajiz fi Idah Qawaid al-Fiqhiyyah al-Kulliyyah. Muassasah al-Risalah.
Al-Zuḥaylī, W. (1985). al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh. Dār al-Fikr.
Asrizal. (2016). Peletakan Dasar-Dasar Hukum Kewarisan Islam ( Tinjauan Historis Atas Hukum Waris Pra Dan Awal Islam ). Al-Ahwal, 9(1), 125–138. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ahwal.2016.09108.
Hasanudin. (2019). Fiqh Mawaris: Problematika dan Solusi. Kencana Prenada Media.
Helmi, M. (2016). Kedudukan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Urutan Perundang-Undangan di Indonesia. MAZAHIB, 15(1), 139–150. https://doi.org/10.21093/mj.v15i1.616.
Hikmatullah. (2017). Selayang Pandang Sejarah Penyusunan Kompilasi Hukum. Jurnal AJUDIKASI, 1(2), 39–52.
Hukum Keluarga Tunisia tahun 1956 dan tahun 1959, (1959).
Instruksi presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, (1991).
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (1947).
Kompilasi Hukum Islam, (1991).
Ma’arif, A. S. (2006). Islam dan Pancasila Sebagai Dasr Negara: Studi tentang Perdebatan dalam Konstituante. Pustaka LP3S Indonesia.
Ma’rifah, N. (2019). Positivisasi Hukum Keluarga Islam Sebagai Langkah Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia: Kajian Sejarah Politik Hukum Islam. Al-Manāhij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 13(2), 243–257. https://doi.org/https://doi.org/10.24090/mnh.v13i2.2692
Majah, A. A. ibn Y. al-Q. I. (1975). Sunan Ibnu Majah (M. F. A. Baqi (ed.)). Dar Ihya At-Turats Al-Arabi.
Maspeke, A. S. and A. K. (2017). Kedudukan Harta Bersama dalam Perkawinan Menurut Fiqih dan Hukum Positif Indonesia Serta Praktek Putusan Pengadilan Agama. Jurnal Hukum Khaira Ummah, 12(2), 173–184.
Muhammad bin Indris al-Syafi’i. (1990). al-Umm. Dar al-Marifah.
Muhammad ibn Imsā’il al-Bukharī. (1422). al-Jāmi’ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr Rasulullah ṣallallah ‘alaihi wasallam wa Sunnanih wa Ayyamih (Muhammad Ẓāhir bin Nāṣir (ed.)). Dār al-Ṭūq al-Najāh.
Naṣr Farīd Muḥammad. (1416). Fiqh al-Mawārīṡ wa al-Wasiȳyah fī al-Syarī’ah al-Islāmīyah. Maktabah Taufīqīyah.
Pelu, I. E. A. S., Syaikhu, A., & Tarantang, J. (2019). Tradisi Penyelesaian Sengketa Kewarisan Masyarakat Kalimantan Tengah: Studi Pada Kabupaten Katingan Dan Kota Palangka Raya. Al-Manāhij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 13(2), 203–215. https://doi.org/https://doi.org/10.24090/mnh.v13i2.2027
Saleh, W. (1976). Hukum Perkawinan Indonesia. Ghalia Indonesia.
Sumitro Warkum. (2005). Perkembangan hukum Islam di tengah kehidupan sosial politik di Indonesia (Ed. 1.). Bayumedia Malang.
Sururie, R. W., & UIN. (2009). Polemik di Seputar Hukum Isbat Nikah dalam Sistem Hukum Perkawinan Indonesia. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 11(1), 233–246.
Undang-undang No. 59 Tahun 1953 tentang Hukum Keluarga (Qanun al-akhwal al-sayakhshiyyah), (1953).
Undang-undang Waris Mesir (Qanun al-mīrāṡ) Nomor 77 Tahun 1943, (1943).
UU Wasiat (Qanun al-Wasiyyah) No. 71 Tahun 1946 pasal 76-79, (1946).
Wahbah al-Zuḥaylī. (1985a). al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh. Dār al-Fikr.
Wahbah al-Zuḥaylī. (1985b). al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh. Dār al-Fikr.
Wahib, A. B. (2014). Reformasi Hukum Waris Di Negara-Negara Muslim. Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syariah Dan Hukum, 48(1), 29–54.
Wahid, M. (2001). Fiqh madzhab negara: kritik atas politik hukum Islam di Indonesia. LKIS, Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Islamadina is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.