Pengaruh Rasio Biji Kemiri dan Pasir Hitam sebagai Media Sangrai Terhadap Karakteristik Fisik Minyak Kemiri Daerah Kalimantan

Rini Sutiofani, Aldi Budi Riyanta, Purgiyanti Purgiyanti

Abstract


Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild) banyak dimanfaatkan masyarakat salah satunya sebagai bumbu masakan. Minyak kemiri juga dinilai bermanfaat untuk kesehatan rambut. Karakteristik fisik minyak kemiri digunakan untuk menentukan kualitas minyak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari rasio biji kemiri dan pasir hitam sebagai media sangrai terhadap karakteristik fisik minyak kemiri daerah Kalimantan. Karakteristik fisik yang diamati yaitu organoleptis dengan meliputi warna, bau dan rasa, % rendemen, bobot jenis, viskositas, titik cair dan bilangan asam. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan pemanggangan biji kemiri dengan pasir hitam dalam rasio 1:1,3; 1:2; dan 1:4. Hasil dari penelitian menunjukkan rasio 1:2 dan rasio 1:4 memiliki karakteristik fisik yang baik dilihat dari uji % rendemen, titik cair, dan bobot jenis minyak pada rasio 1:2 dan uji bilangan asam pada rasio 1:4.


Keywords


karakteristik fisik; kemiri; minyak kemiri; rasio

References


Arlene, A. (2013). Ekstraksi kemiri dengan metode soxhlet dan karakterisasi minyak kemiri. Jurnal Teknik Kimia USU, 2(2), 6–10. https://doi.org/10.32734/jtk.v2i2.1430

Arlene, A., Ign. Suharto, & Jessica, N. R. (2013). Pengaruh temperatur dan ukuran biji terhadap perolehan minyak kemiri pada ekstraksi biji kemiri dengan penekanan mekanis. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, 1–6.

Arlene, A., Kristanto, S., & Suharto, I. (2010). Pengaruh temperatur dan f/s terhadap ekstraksi minyak dari biji kemiri sisa penekanan mekanik. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses, 1–6.

Bahadi, S. K., & Riyanta, A. B. (2021). Pengaruh penggunaan media sangrai pasir hitam. Jurnal Imiah Manuntung. 7(1), 6–11.

Darmawan, S. (2006). Pembuatan minyak kemiri dan pemurniannya dengan arang aktif dan bentonit (Extraction and purification of candlenut oil with activated charcoal and clay-bentonite). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 24(5), 413–423.

Jogihalli, P., Singh, L., Kumar, K., & Sharanagat, V. S. (2017). Novel continuous roasting of chickpea (Cicer arietinum): Study on physico-functional, antioxidant and roasting characteristics. LWT - Food Science and Technology, 86, 456–464. https://doi.org/10.1016/j.lwt.2017.08.029

Krisnawati, M.H., K., & M., K. (2011). Aleurites moluccana (L.) Willd.: ekologi, silvikultur dan produktivitas. In Aleurites moluccana (L.) Willd.: ekologi, silvikultur dan produktivitas. https://doi.org/10.17528/cifor/003480

Lumbantoruan, D., Rohana, A., & Rindang, A. (2014). The effect oil press candlenut heating temperature on the yield and quality of candlenut oil. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2(3), 92–98.

Maryati, T. (2011). Preferensi masyarakat terhadap pemilihan jenis pohon dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat : Studi Kasus di Desa Paramasan Bawah, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis, 12(31), 123–131.

Nirwana, L., Muh. Rais, & Jamaluddin P, J. P. (2018). Konduktivitas termal pasir kali sebagai media penghantar panas pada proses penyangraian kerupuk. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3, 182. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i0.5718

Rohman, A., & Sumantri. (2007). Analisis Makanan. Gadjah Mada University Press.

Schober, S., Seidl, I., & Mittelbach, M. (2006). Ester content evaluation in biodiesel from animal fats and lauric oils. European Journal of Lipid Science and Technology, 108(4), 309–314. https://doi.org/10.1002/ejlt.200500324

Sudik, Abdurahman, & Aryadi, W. (2013). Perbandingan Performa Dan Konsumsi bahan bakar motor diesel satu silinder dengan variasi tekanan injeksi bahan bakar dan variasi campuran bahan bakar solar, minyak kelapa dan minyak kemiri. Automotive Science and Education Journal, 2(2), 34. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej/article/view/2280

Susiwi S. (2009). Penilaian organoleptik. Universitas Pendidikan Indonesia, Ki 531, 6.

Taufik, M., & Hermawan Seftiono. (2018). Karakteristik fisik dan kimia minyak goreng sawit hasil proses penggorengan dengan metode deep-fat frying. Jurnal Teknologi, 10(2), 123–129.

Wulandari, W. T., & Dewi, R. (2018). Selulosa dari ampas tebu sebagai adsorben pada minyak bekas penggorengan [Quality improvement of used cooking oil by using sugarcane bagasse as adsorbent]. Kovalen, 4(3), 332–339.

Zuhra, Husin, H., Hasfita, F., & Rinaldi, W. (2015). Preparasi katalis abu kulit kerang untuk transesterifikasi minyak nyamplung menjadi biodiesel. Agritech, 35(1), 69–77.


Full Text: PDF

DOI: 10.30595/pharmacy.v18i2.8960

Copyright (c) 2022 PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

ISSN: 2579-910X