Uji Stabilitas Fisik Sediaan Sabun Padat Ekstrak Rimpang Temugiring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp)
Abstract
Kulit memiliki peranan yang sangat vital bagi manusia. Kulit berfungsi sebagai barier utama melawan infeksi, paparan zat kimia dan sinar matahari, dan kontaminan fisik lainnya sehingga kotoran akan mudah menempel pada kulit. Oleh karena itu, sangat penting menjaga dan memelihara kebersihan kulit untuk kesehatan. Sabun padat mampu membersihkan kotoran pada kulit. Kelemahan sabun padat yang selama ini beredar di pasaran adalah relatif menyebabkan kulit kering. Ekstrak temugiring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) memiliki aktivitas sebagai antiradikal bebas dan mampu membantu menghaluskan kulit. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah formulasi sabun padat yang mampu membersihkan, menghaluskan kulit, dan tidak menyebabkan kulit kering. Tujuan penelitian ini adalah melakukan studi formulasi sabun padat opaque dengan perbedaan konsentrasi ekstrak rimpang temugiring. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pH sabun padat ekstrak rimpang temu giring formula I,II, dan III sebesar 10. Nilai pH sediaan sabun memenuhi persyaratan sesuai literatur yaitu 9-11. Kadar air pada formula I, II, dan III sebesar berturut-turut 14; 14,55; dan 15%. Kadar air sediaan memenuhi persyaratan SNI yaitu tidak lebih dari 15%. Uji stabilitas busa sediaan sabun padat berkisar antara 73–95%. Uji organoleptis sabun padat untuk aroma, warna, dan tekstur serta efek melembabkan untuk formula I, II, dan III memiliki nilai tingkat kesukaan yang sama.
Keywords
References
SNI 06-3532-1994. 1994. Sabun mandi. Badan Standardisasi Nasional.
DeRagon, S.A., Daley, P.M., Maso, H.F., and Conrad, L.I. 1968. Studies on lanolin derivatives in shampoo systems. Journal of the Society of Cosmetic Chemists, 20(13):777-793.
Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hernani, Bunasor, T.K., Fitriati. 2010. Formula sabun transparan antijamur dengan bahan aktif ekstrak lengkuas (Alpinia galanga L. Swartz.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 21(2):192-205.
Suryani, A., Hambali, E., Kurniadewi, H. 2002. Kajian penggunaan lidah buaya (Aloe vera) dan bee pollen pada pembuatan sabun opaque, Journal of Agroindustrial Technology, 15(2):40-45.
Tranggono, R.I. dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wasitaatmadja, S.M. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wijana, S., Mustaniroh, S.A., Wahyuningrum, I. 2005. Pemanfaatan minyak goreng bekas untuk pembuatan sabun: kajian lama penyabunan dan konsentrasi dekstrin. Jurnal Teknologi Pertanian, 6(3):193-202.
Wijayakusuma, H. 2002. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia: Rempah, Rimpang dan Umbi. Jakarta: Milenia Populer.
DOI: 10.30595/pharmacy.v16i2.4505
Copyright (c) 2019 PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
ISSN: 2579-910X