Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur
Abstract
References
Albuquerque, U.P., Lucena, R.F.P., Monteiro, J.M., Florentino, A.T.N., Almeida, C.F. 2006. Evaluating two quantitative ethnobotanical techniques. Ethnobotany Research and Application, 4:051-060. Almeida, C.F., Amorim, E.L.C., Albuquerque, U.P., Maia, M.B.S. 2006. Medicinal plants popularly used in the xingo region-a semi-arid location in Northeastern Brazil. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 2:15. Batoro, J., Setiadi, D., Chikmawati, T., Purwanto, Y. 2010. Etnofarmakologi dan Pengetahuan Tumbuhan Obat Masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, 22:43-50. Bodeker, G. 2000. Indigenous medical knowledge: the law and politics of protection. Oxford: Oxford Intelectual Property Research Centre Seminar in St. Peter’s College. Bussmann, R.W., Glenn, A., Meyer, K., Kuhlman, A., Townesmith, A. 2010. Herbal mixtures in traditional medicine in Northern Peru. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 6(10):1-11. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. http://www.dephut.go.id/informasi/tamnas/bromo_1.html. Data diakses pada 22 Januari 2016. Ersam, T. 2004. Keunggulan biodiversitas hutan tropika Indonesia dalam merekayasa model molekul alami. Prosiding Seminar Nasional Kimia VI. ITS Surabaya. Hariana, A. 2005. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Seri I. Jakarta: Penebar Swadaya. Haviland, W.A. 1999. Anthropology. Edisi keempat. Jilid I. Diterjemahkan Soekadijo. Jakarta: Airlangga. Heinrich, M. 2008. Ethnopharmacy and natural product research-multidisciplinary opportunities for research in the metabolomic age. Phytochemistry Letters, 1:1-5. Hidayat, M.A., Bhagawan, W.S., Umiyah. 2011. Etnofarmasi Suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Prosiding Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XIX. Universitas Mulawarman Samarinda. Hal. 118-125. Katno, 2008. Tingkat manfaat, keamanan dan efektifitas tanaman obat dan obat tradisional. Karanganyar: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Kuntorini, E.M. 2005. Botani ekonomi Suku ZIngiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Bioscientiae, 2(1):25-36. Muktiningsih, S.R., Syahrul, M., Harsana, I.W., Budhi, M., Panjaitan, P. 2001. Review tanaman obat yang digunakan oleh pengobat tradisional di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Bali, dan Sulawesi Selatan. Media Litbang Kesehatan, 11(4):25. Pieroni, A., Quave, C., Nebel, S., Henrich, M. 2002. Ethnopharmacy of the Ethnic Albanians (Arbereshe) of Northern Basilicata, Italy. Fitoterapia, 72:217-241. Radji, M. 2005. Peran bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian, 2(3): 113-126. Rahayu, M., Sunarti, S., Sulistiarini, D., Prawiroatmodjo, S. 2006. Pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional oleh masyarakat lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Biodiversitas, 7(3):245-250. Rosita, Rostiana, Pribadi, Hernani, 2007. Penggalian IPTEK etnomedisin di Gunung Gede Pangrango. Bul. Littro, 18(1):13-28. Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbangan manfaat dan keamanan. Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(1):1-7. Sutarto, A. 2007. Saya orang Tengger saya punya agama, kisah orang Tengger menemukan agamanya. Jember: Kelompok Peduli Budaya dan Wisata Daerah Jawa Timur. Sutarto, A. 2009. Sekilas tentang masyarakat Tengger. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/sites/37/2014/06/Masyarakat_Tengger.pdf. Data diakses pada 22 Januari 2016. Syukur, C., Hernani, 2002. Budidaya tanaman obat komersial. Cetakan 2. Jakarta: Penebar Swadaya.
Copyright (c) 2016 PHARMACY
ISSN: 2579-910X