Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Semangkuk (Scaphium affine (Mast.) Pierre) terhadap Jumlah Eritrosit dan Leukosit pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus)

Authors

  • Rahma Syafira <span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi</span></span> http://orcid.org/0000-0001-5776-1773
  • Santi Perawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi
  • Medi Andriani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

DOI:

https://doi.org/10.30595/pharmacy.v19i2.13495

Keywords:

Eritrosit, hemositometer, leukosit, Scaphium affine (Mast.) Pierre

Abstract

Kelebihan serta kekurangan eritrosit dan leukosit dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya anemia, polisitemia, leukopenia dan leukositosis. Penyakit yang ditimbulkan karena kelebihan dan kekurangan eritrosit serta leukosit diakibatkan oleh abnormalitas dari sel darah itu sendiri. Salah satu tanaman herbal yang mampu mengatasi atau mencegah terjadinya penyakit tersebut adalah buah semangkuk (Scaphium affine (Mast.) Pierre). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah semangkuk terhadap jumlah eritrosit dan leukosit pada mencit putih jantan (Mus musculus). Menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) terhadap hewan uji, dengan desain promotif yang hewan uji diaklimatisasi selama 14 hari dan yang terdiri dari 4 kelompok : KN sebagai kelompok kontrol normal, D1, D2, dan D3 kelompok dengan varian konsentrasi yaitu 100 mg/KgBB, 150 mg/KgBB, dan 200 mg/KgBB pada rute pemberian secara oral selama 7 hari. Pengamatan jumlah eritrosit dan leukosit diawali dari pengambilan darah hewan uji pada bagian pangkal ekor sepanjang 0,2-2 cm yang kemudian diambil darahnya menggunakan alat hemositometer lalu dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40x untuk eritrosit dan 10x untuk leukosit. Hasil penelitian ekstrak buah semangkuk mengandung Alkaloid, Flavonoid, Tanin, Kuinon, Saponin, Fenolik, Steroid, dan Terpenoid. Jumlah rata-rata eritrosit dan leukosit pada berbagai tingkatan dosis mengalami kenaikan serta penurunan dibandingkan dengan kontrol normal. Pada dosis 100 mg/kgBB mampu meningkatkan jumlah eritrosit sebesar 4,972 juta sel/mm3, dan menurunkan jumlah leukosit 7.740 sel/mm3, dosis 150 mg/kgBB mampu meningkatkan jumlah eritrosit sebesar 5,190 juta sel/mm3, dan menurunkan jumlah leukosit sebesar 6.580 sel/mm3, dosis 200 mg/kgBB mampu meningkatkan jumlah eritrosit sebesar 5,426 juta sel/mm3, serta menurunkan jumlah leukosit sebesar 5.560 sel/mm3. Berdasarkan hasil uji statistik terdapat ada perbedaan bermakna dengan nilai signifikan kecil dari (p<0.05) pada varian konsentrasi dosis dapat mempengaruhi kenaikan jumlah eritrosit serta penurunan jumlah leukosit pada mencit putih jantan yang dibandingkan dengan nilai dari kontrol normal.

References

Aliviameita, A. and Puspitasari. 2019. Hematologi. Sidoarjo. UMSIDA Press.

Asridawati, I., Perawati, S. and Yulianis, Y. 2020. Studi Etnofarmasi pada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Semabu Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Pharmacy: J. Farm. Indones. (Pharm. J. Indones). 17(1):172.

Ayuningtyas, N.A., Trianto, H.F. and Fitrianingrum, I. 2015. Efek nefrotoksik pemberian ekstrak etanol 70% daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) terhadap kadar ureum dan kreatinin serum tikus galur wistar. J. Med. 1(2):35-47.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Kajian Obat Tradisional Nasional. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 1–42.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Farmakope Herbal Indonesia edisi II. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

Firani, N.K. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang. Universitas Brawijaya

Handayani, S. dan Masdiana, A. K. 2018. Profil fitokimia dan pemeriksaan farmakognostik daun anting-anting (Acalypha indica L.). J. Fitofarmaka Indones. 5(1): 258–265.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung. Penerbit ITB.

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan Terbitan Ke-2. Bandung. Penerbit ITB.

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbson, S. and Williamsom, M.E. 2010. Farmakognosi dan Fitoterapi (diterjemahkan oleh Winny R Syarief). Jakarta. EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Isti, R., Rofinda, Z.D. and Husni. 2018. Gambaran morfologi eritrosit packed red cell berdasarkan waktu penyimpanan di Bank Darah RSUP Dr. M. Djamil Padang. J. Kesehatan Andalas. 7(2):17-20.

Julianto, T.S. 2019. Fitokimia: Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

Lokaria, E., Rozi, Z.F. and Siptiani, D.T.WS. 2015. Uji fitokimia dan pengaruh ekstrak etanol batang betadin (Jatropha multifida L.) terhadap jumlah leukosit mencit (mus musculus) jantan diinduksi imunos. J. Kimia Sains Terapan. 1(1): 1-13.

Lubis, F.R., Hikmat, A. and Zuhud, E.A.M. 2019. Etnobotani merpayang (Scaphium macropodum (Miq.) Beumee Ex L. Heyne) sebagai Tumbuhan obat pada Etnik Penghulu Sarolangun Jambi. Media Konservasi. 24(2): 179-185

Nugroho, R.A. 2018. Mengenal Mencit Sebagai Hewan Laboratorium. Samarinda: Mulawarman University Press.

Perawati, S., Andriani, L., Anggresani, L. dan Ardila, E. 2019. Ethnopharmacy study of Suku Anak Dalam (SAD) in Muara Kilis Village, Tengah Ilir, Tebo District, Jambi Province. Biospecies. 12(2): 36–42.

Phonsena, P. and Wilkie, P. 2014. Scaphium affine (Mast.) Pierre (Sterculiaceae) new for Thailand. Thai. For. Bull. 36(1): 61-69.

Purnomo, R.A. 2016. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS. Ponorogo. Wade Group.

Rahayu, A. S. 2018. Analisis jumlah sel eritrosit darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain wistar sebelum dan setelah perlakuan ekstrak buah merah (Pandanus conoideus). J. Biol. Papua 10(1): 32–37.

Rikesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Republik Indonesia Tahun 2018.

Schalm, O. W. 2010. Schalm’s Veterinary Hematology Sixth Edition. USA. Willey Blackwell

Setiawan, A., Suryani, E. and Wiharto. 2016. Segmentasi citra sel darah merah berdasarkan morfologi sel untuk mendeteksi anemia defisiensi besi. J. Itsmart. 3(1): 1–8.

Simorangkir, M., Surbakti, R., Barus, T. and Sumanjuntak, P. 2017. Analisis fitokimia metabolit sekunder ekstrak dan buah Solanum blumei Nees Ex Blume lokal. J. Pendidikan Kimia. 9(1): 244-248

Sundaryono, A. 2011. Uji aktivitas senyawa flavonoid total dari Gynura segetum (Lour) terhadap peningkatan eritrosit dan penurunan leukosit pada mencit (Mus Musculus). J. Exacta. 9(2): 8-16.

Surapanthanakorn, P. 2015. Evaluation of analgesic, antipyretic and anti-inflammatory activities of ethanol extracts from Scaphium lychnophorum fruit in experimental animals. Chin. J. Nat. Med. 16(10): 721-731.

WHO. 2011. Haemoglobin concentration for the diagnosis of anemia and assessment of saverity. Vitamin and Mineral Nutrition System Geneva.

Wijayanti, T.R.A. and Safitri, R. 2019. Efektivitas pemberian ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) terhadap penurunan leukosit pada mencit infeksi nifas. J. Siklus. 8(1): 87-92.

Downloads

Published

2022-12-31

How to Cite

Syafira, R., Perawati, S., & Andriani, M. (2022). Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Semangkuk (Scaphium affine (Mast.) Pierre) terhadap Jumlah Eritrosit dan Leukosit pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus). PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 19(2), 234–245. https://doi.org/10.30595/pharmacy.v19i2.13495