Studi Etnofarmasi pada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Semambu Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
DOI:
https://doi.org/10.30595/pharmacy.v17i1.6938Keywords:
Desa Semambu, etnofarmasi, Suku Anak Dalam (SAD)Abstract
Suku Anak Dalam (SAD) merupakan suku minoritas yang mendiami kawasan hutan di Provinsi Jambi. SAD memiliki tradisi pengobatan untuk berbagai penyakit yang diwariskan dari leluhur dengan memanfaatkan sumber bahan alam yang ada. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sumber bahan alam yang ada di daerah SAD dan kegunaan bahan alam tersebut untuk tujuan pengobatan berbagai jenis penyakit. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dan teknik pengambilan sampel snowball sampling terhadap dua orang informan yaitu Tumenggung Bujang Kabut dan Menti selaku dukun yang mengetahui pengobatan SAD melalui wawancara open-ended interview mengenai sumber bahan alam yang ada di Desa Semambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit yang sering dialami SAD adalah demam, gatal-gatal, cacingan, buang air besar (BAB) berdarah, batuk, flu, sakit gigi, sesak nafas, sakit perut, dan perawatan pasca melahirkan. Bagian bahan alam yang digunakan meliputi daun, buah, batang, akar, kulit, biji, empedu, daging, taring, dan lemak. Metode pengolahan yang digunakan antara lain direbus, ditumbuk, dibakar, dan diperas. Sedangkan penggunaan dilakukan dengan cara diminum, dimakan, dioles, ditempel, dan digosok. Sumber bahan alam yang digunakan di Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi untuk pengobatan terdiri dari 27 spesies, yaitu 22 spesies tumbuhan dan lima spesies hewan. Penyakit yang paling sering diobati dengan bahan alam yaitu penyakit kulit (gatal-gatal). Bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan yaitu dengan cara ditumbuk dan direbus.
References
Affandi, H., Nuryadin, A., Prayogo, S. 2004. Medicinal herbs of Pasir Mayang, Jambi: ethnopharmacy and toxicity screening. Jurnal Biotropia, 22:40–58.
Andika, Rana, R., Hariyadi, B., Saudagar, F. 2015. Etnobotani penghasil getah oleh Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Sarolangun, Jambi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 20:33–38.
Arisnagara, F. 2009. Pemanfaatan reptil sebagai obat dan makanan di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Hamdani, R., Tjong, D.H., Herwina, H. 2013. Potensi herpetofauna dalam pengobatan tradisional di Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2(2):110–117.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Heningsih, M., Anwari, Sofwan, M., Yani, A. 2018. Kajian etnozoologi untuk obat-obatan masyarakat Dayak Belangin di Desa Mu’un Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari, 6: 647–653.
Indriati, G. 2014. Etnobotani tumbuhan obat yang digunakan suku anak dalam di Desa Tabun Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo Jambi. Jurnal Sainstek, VI(1):52–56.
Jalius, M. 2013. Eksplorasi pengetahuan lokal tentang tumbuhan obat di Suku Batin, Jambi. Jurnal Biospecies, 6:28–36.
Kartikasari, D. 2008. Keanekaragaman jenis dan nilai ekonomi satwa liar yang digunakan sebagai obat di Jawa Tengah. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Krisyanto, Ruly, D., Ardian, H., Anwari, Sofwan, M. 2019. Kajian etnozoologi untuk pengobatan Suku Dayak Sebaruk di Desa Setunggul Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan Lestari, 7:1282–1289.
Octarya, Z., Saputra, R. 2015. Pengaruh jenis pelarut terhadap jumlah ekstrak dan daya antifungi daun ketepeng cina (Cassia alata L.) terhadap jamur Trychophyton Sp. Jurnal Photon, 5(2):15-21.
Perawati, S., Andriani, L., Anggresani, L., Ardila, E. 2019. Ethnopharmacy studi Suku Anak Dalam (SAD) di Muara Kilis Village, Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Jurnal Biospecies, 12(2):35–41.
Saleh, S. 2014. Agama, kepercayaan dan kelestarian lingkungan studi terhadap gaya hidup orang rimba menjaga lingkungan di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD)-Jambi. Kawistara: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora, 4(3):225–330.
Silalahi, M., Nisyawati. 2015. Etnobotani pasak bumi (Eurycoma longifolia) pada etnis Batak, Sumatera Utara. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1(4):743–746. 21 Maret, Yogyakarta.
Situngkir, S.V.R. 2009. Perdagangan dan pemanfaatan ular secara tradisional di Wilayah Bogor. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Willy, Erizal, Musri, N. 2019. Laporan Assesment Marga/Batin dan Orang Rimba Bukit Duabelas. Jambi: Kelompok Kerja Sosial Regional Jambi.
Zulfahmi. 2018. Perbandingan kandungan dan konsentrasi bahan aktif akar dan daun pasak bumi. Laporan Penelitian. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).