Studi Etnofarmasi Bahan Alam pada Suku Anak Dalam (SAD), Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi
DOI:
https://doi.org/10.30595/pharmacy.v18i1.8972Keywords:
bahan alam, etnofarmasi, Suku Anak DalamAbstract
Suku Anak Dalam (SAD) merupakan suku primitif yang ada di Provinsi Jambi yang mengasingkan diri untuk hidup di dalam hutan. SAD hidup bergantung dengan sumber daya alam yang ada di hutan. Mereka hidup secara nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Untuk pengobatan, SAD memanfaatkan sumber daya alam yang ada di hutan dikombinasikan dengan jampi. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi berbagai sumber bahan alam, baik tumbuhan ataupun hewan, yang digunakan untuk pengobatan berikut cara menggunakannya oleh SAD di Desa Tanah Garo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara terbuka bersama informan. Hasil wawancara didokumentasi dengan foto digital dan direkam dengan rekaman suara. Hasil penelitian terdapat 40 jenis sumber bahan alam yang digunakan SAD untuk pengobatan, terdiri dari 30 jenis tumbuhan, delapan jenis hewan dan dua jenis mineral. Penyakit yang sering dialami SAD meliputi sakit kepala, sakit perut, diare, sakit-sakit badan, demam, dan batuk. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun (32%). Cara pengolahan yang paling banyak adalah dengan direbus (48%) dan penggunaannya dengan cara diminum (53%).
References
Adnyana, I. K., Yulinah, E., Sigit, J. I., K, N. F., & Insanu, M. (2004). Efek ekstrak daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah sebagai antidiare. Acta Pharmaceutica, XXIX(1), 19–27.
Amin, M. R., Perawati, S., & Sutrisno, D. (2020). Etnofarmasi pada Suku Anak Dalam di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(1), 334–344.
Challinor, V. L., Smith, D. M., & De Voss, J. J. (2011). Steroidal saponins isolated from an Australian yam Dioscorea sp. Australian Journal of Chemistry, 64(5), 545–549.
Dianto, I., Anam, S., & Khumaidi, A. (2015). Studi Etnofarmasi tumbuhan berkhasiat obat pada Suku Kaili Ledo Di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 1(2), 85–91.
Harborne, J. (1987). Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung ITB.
Hariyadi, B., & Kartika, D. (2016). Kajian etnozoologi hewan yang dikonsumsi pada komunitas Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Sarolangun Etnozoology Study of Consuming Animal at the Orang Rimba Community in Bukit Duabelas National Park , District Sarolangun. Bio-Site, 02(2), 10–18.
Hu, H., Dong, Z., Zhu, Y., & Chen, G. (2013). Pharmacology and toxicology of extract from Arcangelisia gusanlung. Chinese Herbal Medicines, 5(2), 109–115.
Indriati, G. (2014). Etnobotani tumbuhan obat yang digunakan Suku Anak Dalam di Desa Tabun Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo Jambi. Jurnal Saintek, VI(1), 52–56.
Moh.Fajrin, Ibrahim, N., & Nuhrahani, A. W. (2015). Studi etnofarmasi Suku Dondo Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah. Galenika, 1(2), 92–98.
Ningsih, I. Y. (2016). Studi etnofarmasi penggunaan tumbuhan obat oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy, 13(01), 10.
Sinaga, A. F., Bodhi, W., & Lolo, W. A. (2014). Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Diinduksi Potasium Oksonat. Pharmacon, 3(2), 141–145.
Singh, R. K. (2016). Endemic Angiosperms of Goa State, India. Indian Journal of Forestry, 39(4), 385–399.
Sirami, E. V., Marsono, D., Sadono, R., & Imron, M. A. (2016). Struktur, keragaman dan asosiasi komunitas tumbuhan pemanjat dengan populasi Alam Merbau di Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari-Papua Barat. J. Manusia Dan Lingkungan, 23 (1)(1), 82–91.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).