Evaluasi Respon Pasien Pasca Percutaneous Coronary Intervention dengan Faktor Resiko Dislipidemia di RSUP Dr. Sardjito

Pramitha Esha Nirmala Dewi, Marita Indah Heryanti

Abstract


Jantung koroner dan kondisi dislipidemia merupakan dua kondisi yang cukup erat pada populasi di Indonesia. Penyakit jantung koroner ini merupakan salah satu penyebab utama dari tingginya angka kematian di dunia. Percutaneous Coronary Intervention (PCI) merupakan salah satu tindakan invasif yang direkomendasikan untuk mengatasi kondisi penyumbatan pembuluh darah jantung pada penderita penyakit jantung coroner. Pengawasan pada beberapa hal seperti intervensi pola hidup, pemeriksaan rutin dan pemberian terapi rutin yang sesuai dengan kondisi pasien, perlu dilakukan setelah dilakukannya prosedur PCI untuk mencegah terjadinya penyumbatan ulang pembuluh darah jantung atau sering disebut dengan restenosis dan adverse drug reaction (ADR). Respon negatif pada pasien dengan penyakit jantung koroner terhadap terapi yang diberikan dapat terjadi melalui munculnya ADR dan restenosis. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengamati adanya gejala ADR, restenosis dan profil lipid pada pasien dengan PJK selama menjalani terapi yang diberikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional. Pengambilan data dilakukan melalui metode retrospektif pada rekam medis rawat jalan tahun 2016-2017 di RSUP Dr. Sardjito. Berdasarkan teknik total sampling yang dilakukan, diperoleh 44 sampel yang diolah dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 2,27% pasien PJK mengalami respon negative selama terapi paska PCI berupa ADR dan sebanyak 52% pasien PJK yang mengalami gejala restenosis.


Keywords


ADR; Dislipidemia; Percutaneous Coronary Intervention; Restenosis

References


AHA, 2011. ACCF/AHA/SCAI Guideline for Percutaneous Coronary Intervention: A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines and the Society for Cardiovascular Angiography and Interventions. Circulation 124, e574–e651. https://doi.org/10.1161/CIR.0b013e31823ba622

Al-Nozha, M.M., Ismail, H.M., Al Nozha, O.M., 2016. Coronary artery disease and diabetes mellitus. Journal of Taibah University Medical Sciences, 11, 330–338. https://doi.org/10.1016/j.jtumed.2016.03.005

Arifin, A., 2010. Gambaran faktor risiko pasien penyakit jantung koroner yang menjalani operasi bypass di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita periode Januari-Desember tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmnu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Badan Litbangkes Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018 [Internet]. 2018 [cited 2021 Jan 11]. Available from: https://www.litbang.kemkes.go.id/hasil-utama-riskesdas-2018/

Chiang, C.-W., Chang, C.-C., Chen, Y.-C., Ong, E.-T., Chen, W.-C., Chang, C.-H., Chen, K.-J., 2016. Chest pain after percutaneous coronary intervention in patients with stable angina. Clinical Interventions in Aging, 11, 1123–1128. https://doi.org/10.2147/CIA.S103605

Culleton, B.F., Larson, M.G., Kannel, W.B., Levy, D., 1999. Serum uric acid and risk for cardiovascular disease and death: The Framingham heart study. Annals of Internal Medicine, 131, 7. https://doi.org/10.7326/0003-4819-131-1-199907060-00003

ESC, 2013. 2013 ESC guidelines on the management of stable coronary artery disease. The Task Force on the management of stable coronary artery disease of the European Society of Cardiology. Revista Española de Cardiología, 67, 135. https://doi.org/10.1016/j.rec.2013.11.008

Kabo, P., 2010. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat kardiovaskular Secara Rasional. Universitas Indonesia. Jakarta.

Kasron, 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung. Nuha Medika.Yogyakarta.

Kemenkes RI, 2013. Hasil Riskesdas 2013. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Lawton, J.S., 2011. Sex and gender differences in coronary artery disease. Seminars in Thoracic and Cardiovascular Surgery. 23, 126–130. https://doi.org/10.1053/j.semtcvs.2011.07.006

Perki, 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut, Ketiga. ed. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.Jakarta.

Rosmiatin, M., 2012. Analisis Faktor-Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita Lanjut Usia Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Thompson, P.D., Clarkson, P., Karas, R.H., 2013. Statin-Associated Myopathy. JAMA, 289, 10.

WHO, 2015. World Health Statistics. World Health Organization, Switzerland.

Zhang, Z.-J., Marroquin, O.C., Weissfeld, J.L., Stone, R.A., Mulukutla, S.R., Williams, D.O., Selzer, F., Kip, K.E., 2009. Beneficial effects of statins after percutaneous coronary intervention. European Journal of Cardiovascular Prevention & Rehabilitation, 16, 445–450. https://doi.org/10.1097/HJR.0b013e32832a4e3b

Zhou, Y.-H., Wei, X., Lu, J., Ye, X.-F., Wu, M.-J., Xu, J.-F., Qin, Y.-Y., He, J., 2012. Effects of combined aspirin and clopidogrel therapy on cardiovascular outcomes: A systematic review and meta-analysis. PLoS ONE, 7, e31642. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0031642


Full Text: PDF

DOI: 10.30595/pharmacy.v0i0.9806

Copyright (c) 2023 PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

ISSN: 2579-910X