DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KECAMATAN KERITANG (PUSKESMAS KOTABARU)

tuberkulosis paru kesehatan lingkungan

Authors

Vol. 13 No. 2 (2015)
Original Article
July 15, 2017
July 15, 2017

Downloads

Latar Belakang: Pada tahun 2014 sebanyak 415 kasus dan 236 diantaranya adalah tuberkulosis (TB) paru BTA positif. Penderita TB Paru yang ditemukan selama tahun 2014 di Kabupaten Indragiri Hilir, kasus tertinggi terjadi diwilayah Puskesmas Selensen (49 kasus), sementara puskesmas Kota Baru (18) kasus dan terendah atau tidak ada kasus yaitu diwilayah kerja Puskesmas Teluk Pinang, Sapat dan Concong Luar. Faktor risiko yang berperan terhadap timbulnya kejadian penyakit TB paru ini dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu faktor risiko kependudukan dan faktor risiko lingkungan rumah Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak faktor-faktor kesehatan lingkungan rumah terhadap kejadian TB paru di Kecamatan Keritang. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol. Variabel bebas yang diteliti adalah suhu, kelembaban ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian rumah, kondisi lantai rumah dan dinding rumah serta status gizi sebagai variabel penganggu Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan secara penelitian kasus kontrol (case control) yaitu penelitian survei analitik dimana subjek yaitu kasus dan kontrol telah diketahui dan dipilih berdasarkan telah mempunyai keluaran (out come) tertentu, lalu dilihat kebelakang (back ward) tentang riwayat status paparan penelitian yang dialami subjek. Hasil Penelitian: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada korelasi antara kejadian TB paru dengan pencahayaan (OR = 4,110), ventilasi (OR = 4,714), kondisi jendela terbuka (OR = 2,131), Kelembaban (OR = 2,681), suhu (OR = 2,599), jenis dinding (OR = 2,701), status gizi (OR = 2,691), namun tidak ditemukan korelasi antara kejadian TB paru dengan jenis lantai rumah, kepadatan hunian dan kontak dengan penderita. Dari hasil analisis multivariat ditemukan asosisasi antara kejadian tuberkulosis paru dengan pencahayaan (OR = 3,312), kelembaban (OR = 3,192), ventilasi (OR = 4,151), status gizi (OR = 3,59). Kesimpulan: Ada 4 faktor risiko yang paling besar kontribusinya terhadap kejadian tuberkulosis paru yaitu pencahayaan (OR = 3,312), kelembaban (OR = 3,192), ventilasi (OR = 4,151), status gizi (OR = 3,59).