Deteksi Adulteran Pada Bahan Baku Sediaan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB) Instan Secara Tlc Fingerprint Analysis
Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan salah satu jenis tanaman unggulan yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Pencampuran adulteran pada bahan baku sediaan temulawak dapat membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adulteran pada bahan baku sediaan temulawak instan. Metode yang digunakan adalah Thin Layer Chromatography (TLC) fingerprint analysis. Sidik jari KLT temulawak dibuat menggunakan rimpang temulawak yang berasal dari Cianjur, Semarang, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara sidik jadi kunyit (Curcuma longa)sebagai adulteran utama dibuat menggunakan rimpang kunyi dari Cianjur. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Analisis kromatogram secara kemometrik menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Nilai loadings Principal Component 1 (PC1) menunjukkan kurva yang linier dan data hasil scores PC1 tersebut dapat membedakan dengan baik sidik jari temulawak dari kunyit dengan nilai scores temulawak dan kunyit berada pada kuadran yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa nilai scores ketiga sampel temulawak instan berada di antara kuadran temulawak dan kunyit (Curcuma Longa L). Dapat disimpulkan bahwa semua sampel positif mengandung adulteran pada temulawak instan.
Keywords
References
Abdul, R., (2009), Kromatografi untuk Analisis Obat, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alaerts, G., (2007), Chromatography Fingerprint development for herbal extracts: Ascreening optimization methodology on monolithic coloms, Elsevier, 1-8.
Alexander, Dicky K. N., (2015), Efek Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap Methicilin Resisten Staphylococcus aureus (MRSA), Majortiy, 8(4).
Adamovics, J.A., (1997), Chromatographic Analysis of Pharmaceuticals, Marcel Darker: New York , 2(231).
Darwish, A.F., Abou Donia, H.A., Toaima, M.S., dan Shawky, E, (2014), Anew approach to deop a standardized method for assessment of acetylcholinestrase inhibitory activity of defferent extracts using HPTLC and image analysis, Journal of Chromatography, 1(8).
Delaroza, F dan Scarminio, IS., (2008), Mixture design optimazition of extraction and mobile phase media for fingerprint analysis of bauhinia variegate L, Journal Separation Science 31: 1034-1041.
Depkes, (1989), Materia Medika Indonesia edisi V, Jakarta: Bahan Pengawasan Obat dan Makanan.
Depkes, (2000), Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta: derektorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Fried, (1999), In Situ densitometry, Page: 200-218
Goeswin, A., (2007), Teknologi Bahan Alam, Bandung: Penerbit ITB.
Hadipoentyanti, E., Syahid S.F. (2007), Respon temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) hasil rimpang kultur jaringan generasi kedua terhadap pemupukan, Littri 13(3): 106-110.
Hess, A.V Irish., (2007), Digitally Enhanced Thin-Layer Chromatography: An Inexpensive, New Technique for Qualitative and Quantitative Analysis, Journal of Chemical Education, (85) 02139-4310.
Istiqomah, Isnaini F.A., (2010), Pengoptimuman fase gerak KLT dengan rancangan campuran untuk analisis sidik jari temulawak, Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Jianke Le, XH., (2015), Chemical fingerprint and quantitative analysis for qualy control of polyphenols extracted from pomegranate peel by HPLC, Elsivier, 7-11.
Johnsson, R., Traff, G., Sunden, M., dan Ellervikm, U., (2007), evaluation of quantitative thin layer chromatography using staining reagents, Journal of Chromatography, (1164)298-305.
Kurniawan, C., Waluyo, T.B., dan Sebayang, P., (2002), Analisis Ukuran Partikel Menggunakan Free Software ImageJ, Pusat penelitian pisiska: Serpong.
Liang, Y.Z., Xie, P., Chan, K., (2004), Quality control of herbal medicines, Journal of chromatography B 812:53-70.
Miller, J.M., (2005), Statistics and Chemometrics for Analitycal Chemistry Fifth edition. Pearson Educational Limited.
Mulya, M., dan Suherman, (1995), Analisis Instrumen, Airlangga University Press: Surabaya.
Mulyani, Sri., (2014), Analisis Chromatography Fingerprint Ekstrak dan produk temulawak (Curcuma xantorhiza Roxb) Menggunakan GC-MS (Gas Cromatography- Massa Spectrometry), Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Surakarta.
Muttaqin, F.Z., Anne Y., Astri F., dan Aiyi A. (2016) Penetapan Kadar Senyawa Metampiron dan Diazepam dalam Sediaan Kombinasi Obat Menggunakan Metode KLT Videodensitometri, PHARMACY Vol 13 (02), 127-136.
Otto, M., (2007), Chemometrics, Weinheim: Wiley.
Phattanawasin, p., Sotanaphun, U., Sukwattanasinit, T., Akkarawarantohn, J., dan Kitchaiya, S., (2012). Quantitative determination of sibutiramine in adultrated herbal sliming formulations by TLC-image analysis method. Forensic Science International, (1)5.
Poole, Collin F., (2000), Cromatography: Thin-Layer (Planar)/Ion Pair Thin-Layer (Planar) Chromatography.
Rohman, A.T., (2012), Differentiation of lard and other animal facts based on triacycerols compotition and principal component analysis. International Food Research Journal, 475-479.
Sherma, J. dan Popovic, N., (2014), Comparative study of the quantification of thin-layer chromatograms of a model dye using three types of commersials densitometers and image analiysis with ImageJ, Departemen of Chemistry Lafayette College, 1-8.
Skoog, D.A., West, D.M., dan Holler, F.J., (1996), Fundamentals of Analitical Chemistry, Saunders College Publishing: New York, 7(17)-25.
Srivastava, M.M., (2011), High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC), Springer Heidelberg Dordrecht London: New York, 978-3-642-14025-9.
Supriadi, (2001), Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan khasiatnya, Jakarta: Pustaka Populer Obat.
Stahl, E., (1985), Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB: Bandung.
DOI: 10.30595/pharmacy.v15i1.3059
Copyright (c) 2018 Fauzan Zein Muttaqin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
ISSN: 2579-910X