Pendampingan Konservasi Arsitektur Tradisional Melalui Pengembangan Desa Wisata
DOI:
https://doi.org/10.30595/jppm.v6i1.7319Keywords:
Pendampingan Konservasi, Arsitektur Tradisional, Desa WisataAbstract
Rumah Baghi ditemui pada desa-desa perbukitan di Sumatera Selatan. Arsitekturnya merupakan satu kepaduan dengan kehidupan keseharian masyarakat tradisional. Kurangnya pengenalan akan arsitektur ini menyebabkan banyak rumah ditelantarkan. Kegiatan pendampingan bertujuan memperkenalkan, mempresentasikan, dan mensosialisasikan potensi arsitektur lokal kepada masyarakat di Desa Perapau, salah satu desa perbukitan. Pembangunan kesadaran akan arsitektur tradisional melalui skenario pengembangan wisata warisan. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa pelestarian bangunan tradisional memerlukan dua pendekatan, yaitu aturan dan keuntungan. Aturan dapat berupa adat istiadat yang mengikat masyarakat dalam melakukan perubahan atas rumah adat dan keuntungan berupa sumber penghasilan tambahan bagi pemilik.
References
Jumhari, & Hariadi. (2014). Identitas kultural orang besemah di Kota Pagaralam.pdf. Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.
Loulanski, T., & Loulanski, V. (2011). The sustainable integration of cultural heritage and tourism: A meta-study. Journal of Sustainable Tourism, 19(7), 837–862.
Oliver, P. (2006). Built to meet needs: Cultural issues in vernacular architecture (1. ed). Amsterdam: Elsevier, Architectural Press.
Siswanto, A., Salim, A., Dahlan, N. D., & Hariza, A. (2011). Architectural and Physical Characteristics of Indigenous Limas Houses in South Sumatra. Journal of A. Indigenous Architecture as Basic Architectural Design.
Throsby, D. (2016). Tourism, heritage and cultural sustainability: Three ‘golden rules.’ In Cultural tourism and sustainable local development (pp. 31–48). Routledge.
Timothy, D. J., & Boyd, S. W. (2003). Heritage Tourism. Prentice Hall.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Indonesian version:
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju dengan ketentuan berikut:
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.