Optimalisasi Pemahaman Siswa SD N Pegalongan, Patikraja, Banyumas terhadap Kecacingan di Masa Pandemi Covid-19
DOI:
https://doi.org/10.30595/jppm.v6i2.8900Keywords:
Siswa SD, Kecacingan, Pandemi, PengetahuanAbstract
Studi pendahuluan yang dilakukan pada Oktober 2019 lalu menunjukkan bahwa infeksi kecacingan masih dijumpai pada siswa SD N Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Optimalisasi pemahaman siswa terhadap kecacingan diharapkan dapat memutus rantai penyebaran infeksi kecacingan. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di masa pandemi Covid-19 dilakukan dengan modifikasi yang menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemahaman dan kesadaran siswa SD N Pegalongan tentang kecacingan, melalui penggunaan media audiovisual dan pengamatan langsung spesies penyebab kecacingan pada manusia. Pelatihan dan praktik bersama cara mencuci tangan yang sesuai dengan standar WHO dilakukan untuk mencegah penularan kecacingan sekaligus Covid -19. Evaluasi keberhasilan dibuktikan dengan kehadiran peserta yang mencapai 88% dan antusias siswa selama diskusi dan pengamatan. Peningkatan pemahaman siswa terlihat dari peningkatan postest siswa sejumlah 82,5% dari peserta yang hadir. Luaran tambahan dari kegiatan ini adalah leaflet. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pengetahuan siswa SDN Pegalongan, Patikraja, Banyumas tentang kecacingan sebagai upaya mencegah penularan kecacingan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan dan demonstrasi secara interaktif kepada siswa.
References
Burdam, F. H., Hakimi, M., Thio, F., Kenangalem, E., Indrawanti, R., Noviyanti, R., Trianty, L., Marfurt, J., Handayuni, I., Soenarto, Y., Douglas, N. M., Anstey, N. M., Price, R. N., & Poespoprodjo, J. R. (2016). Asymptomatic vivax and falciparum parasitaemia with helminth co-infection: Major risk factors for anaemia in early life. PLoS ONE, 11(8), 1–15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0160917
Chadijah, S., Sumolang, P. P. F., & Veridiana, N. N. (2014). Hubungan Pengetahuan, Perilaku, Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Angka Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Palu. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 24(1), 50–56. https://doi.org/10.22435/mpk.v24i1.3487.50-56
Chittleborough, C. R., Nicholson, A. L., Young, E., Bell, S., & Campbell, R. (2013). Implementation of an educational intervention to improve hand washing in primary schools: Process evaluation within a randomised controlled trial. BMC Public Health, 13(1), 1. https://doi.org/10.1186/1471-2458-13-757
Novianty, S., Dimyati, Y., Pasaribu, S., & Pasaribu, A. P. (2018). Risk Factors for Soil-Transmitted Helminthiasis in Preschool Children Living in Farmland, North Sumatera, Indonesia. Journal of Tropical Medicine, 2018. https://doi.org/10.1155/2018/6706413
Noviastuti, A. R. (2015). Infeksi Soil Transmitted Helminths. Majority, 4(8), 107–116.
Pasyanti, N. I., Saftarina, F., & Kurniawaty, E. (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4 , 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat The Effect of Health Promotion to The Knowledge of 4 , 5 and 6 Grade Student in The Prevention Effort of Worm I. Medical Journal of Lampung University, 4(6), 35–39.
Prayoga, T. Y. (2016). Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan Kejadian Cacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Sd N 1. Skripsi. Universitas Udayana, Bali.
Sari, O.P, Ida Rosanti, T., & Dwianasari Susiawan, L. (2019). Hubungan Perilaku Kebersihan Perorangan Dengan Kecacingan Pada Siswa SD Susukan Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Mandala of Health A Scientific Journal, 12(1), 120–129. https://doi.org/10.20884/1.mandala.2019.12.1.1454
Sendy, S., Sumarni, S.,Soeyoko. (2015). Analisis model faktor resiko yang mempengaruhi infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah pada siswa sekolah dasar di distrik Arso Kabupaten Keerom, Papua. Media Litbangkes, 25 (1) : 1 - 14.
Silver, Z. A., Kaliappan, S. P., Samuel, P., Venugopal, S., Kang, G., Sarkar, R., & Ajjampur, S. S. R. (2018). Geographical distribution of soil transmitted helminths. 7–16.
Simanjuntak, N. H. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Infeksi Soil Transmitted Helminth Memakai Obat Cacing Pada Siswa SDN 095252 Dan SDN 097658 Bandar Pulo ,. Nommensen Journal of Medicine, 36–41.
Suryantari, S. A. A. (2019). Prevalence, Intensity and Risk Factors of Soil Transmitted Helminths Infections Among Elementary School Students in Ngis Village, Karangasem District, Bali. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 7(6), 137. https://doi.org/10.20473/ijtid.v7i6.9952
Susilawati, N. M., & Smaut, R. K. (2017). Prevalensi Parasit Soil Transmitted Helminths Pada Anak Usia 2-9 Tahun Di Rukun Warga 04 Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Tahun 2017. Jurnal Info Kesehatan, 15(1), 204–211.
WHO. (2017). World Health Organisation (2017). Guideline: preventive chemotherapy to control soil-transmitted helminths infections in at risk population groups. Geneva: World Health Organization; 2017. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO. In WHO Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Indonesian version:
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju dengan ketentuan berikut:
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.